Daun Kuning Keemasan | CERPEN | Milla Huddami

by 13.37 0 komentar


Karya : Milla Huddami



            Masa putih biru adalah  masa yang menyenangkan karena saat itu anak-anak sudah mulai menginjak masa remajanya . Berkenalan dengan teman-teman baru dan pelajaran-pelajaran yang baru dan mulai mengerti mengenai ketertarikan terhadap lawan jenis . Aku melewati masa SMP-Ku dengan bahagia , pada awalnya . Karena sesuatu terjadi saat aku naik ke-kelas 3 . Dimana saat itu aku menemukan cinta pertamaku , sesuatu yang aku pikir akan sangat menarik karena ini adalah cinta pertamaku . bukankah cinta pertama adalah hal yang tidak akan pernah dilupakan.
            Dia Nizar , adik kelasku yang sama sekali tidak aku kenal sebelumnya karena aku hanya mengetahui naman-Nya. Kami belum pernah bertegur sapa atau apapun.  Pertemuan kami terjadi saat masa perkemahan , itu adalah perkemahan terakhirku di SMP . Pria dengan kulit kecoklatan dan mata yang sedikit menyipit serta bulu mata yang cantik menurutku.
            Suasana malam itu benar-benar sunyi dan sepi bagiku. Semua peserta perkemahan berkumpul mengelilingi api unggun termasuk aku . Aku duduk sendirian dan paling depan ,  malam yang dihiasi bintang dengan api indah didepanku membuat suasana malam itu sangat berbeda . Ditambah ada salah satu siswi yang menyanyikan sebuah lagu ballad membuat siapapun yang mendengarnya akan terlarut dalam perasaan itu , perasaan kesedihan dari seseorang yang ditinggalkan kekasihnya.
            Begitupun aku , terlalu menghayati  hingga bulir-bulir air mata itu jatuh membelah kedua pipiku. Aku semakin terisak tat kala sang penyanyi mulai memasuki bagian reff nya. Aku yakin siswa-siswi lain pun sibuk dengan urusan mereka masing-masing dan  tidak akan memperhatikanku . kecuali dia , pria disebrang sana yang ternyata adalah Nizar . dia terus memperhatikanku , diapun duduk memisahkan diri dari yang lainnya sama sepertiku. Aku pikir aku sangat menyedihkan karena pandangan matanya terus menatap iba padaku.
            Entah sebuah kebetulan ataukah memang takdir, setelah acara api unggun itu selesai dia menghampiriku “kenapa tadi menangis?” dengan air mata yang mulai mengering aku mencoba menarik sudut kedua bibirku dan menunjukan senyuman termanisku kepada pria yang berstatus sebagai adik kelasku “lagunya sangat sedih , lagu tahun 90-an memang benar-benar hebat dan sangat menyentuh” jawabku . dia hanya tersenyum dan berlalu dari hadapanku setelah salah satu temannya mengajaknya kembali  ke tenda.
            Mulai saat itu kami jadi sangat dekat terlebih dia yang memiliki nomor handphoneku , kami sering mengirim pesan dan membicarakan sesuatu yang menarik tidak ada habis-habisnya topik pembicaraan yang kami bahas. Hingga sat itu dia mengirim pesan yang sedikit membuatku terkejut , pasalnya aku baru mengetahui kalau ia memiliki kekasih “aku baru diputuskan oleh kekasihku” “benarkah? Aku tidak tahu kau memiliki kekasih. Kau pasti sangat sedih” “tidak , aku sama sekali tidak sedih . dia yang menginginkan hubungan ini berakhir jadi aku meng-iyakan saja . lagi pula aku sepertinya menyukai orang lain” “siapa?” “dia adalah wanita yang sedang membaca pesan ini” .
            5 November adalah tanggal dimana aku mendapatkan cinta pertamaku , 5 November adalah tanggal yang tidak akan aku lupakan karena aku menyayangi orang yang mencintaiku. Sebuah perasaan yang sangat nyaman , namun mereka mengatakan jika cinta masa SMP hanyalah cinta monyet yang suatu saat nanti akan berakhir. Benarkah itu ? atau itu hanya sebuah Mitos ?
            Nizar adalah sosok pria yang berbeda , dia tidak banyak bicara didepan orang lain . umurnya satu tahun lebih muda dariku tetapi pemikirannya lebih dewasa dariku.  Dia pria yang  tidak banyak menuntut dan aku menyukai priaku yang pintar ini. Nizar adalah salah satu siswa pintar dikelasnya , itu adalah salah satu kebanggaan bagiku terlebih saat nilai bahasa inggrisnya paling besar diantara siswa-siswi setingkatnya. Terkadang dia juga selalu membantuku mengerjakan PR dan ia menjadi salah satu penyemangatku untuk semakin giat belajar . Aku ingin Nizar pun bangga memiliki wanita sepertiku.
            Semester 1 berakhir setelah pengambilan rapot kami memutuskan untuk bertemu dan memberitahu peringkat masing-masing. “Nizar , kamu dapat peringkat berapa?”
Dia menutup rapat rapot-Nya dan tidak ingin memberitahuku peringkat yang ia dapat. Namun aku terus memaksanya hingga akhirnya dia mengalah “aku peringkat 4” mendengar itu aku tertawa mengejeknya “bagaimana bisa peringkat 4? Lihat sekarang aku dapat peringkat 1” dia sepertinya terkagum-kagum mendengar ucapanku , akan kupastikan aku tidak akan membuat mu malu Nizar . “benarkah? Wah , selamatyah. Karena kamu dapat peringkat 1 aku akan membelikan apapun yang kamu mau” “apapun?” aku kembali meyakinkan diriku . benarkah Nizar akan memberikanku apapun yang aku mau?
Belum sempat aku menjawab pertanyaan-Nya dia kembali berbicara “sebenarnya aku ingin membelikanmu Boneka Doraemon yang besar saat kemarin aku lewat didepan toko boneka, bukankah kau menyukai kartun itu” “kamu akan membelikanku itu?” “ingin-Nya , tapi aku harus menabung dulu . jadi tunggu yah” .
            Kelas 3 SMP untuk pertama kalinya aku mendapatkan peringkat teratas . Aku akan senang jika Nizar ingin memberikanku hadiah , tapi jika itu sesuatu yang tidak terlalu penting aku juga mengkhawatirkan keuangannya. Uang jajan-Nya tidak begitu besar namun dia selalu membaginya denganku.  Karena akupun tinggal diasrama terkadang saat uang jajanku habis Nizar selalu mengtraktir ku . Nomor Handphonekupun selalu terisi pulsa darinya.Aku sempat menolaknya namun dia bilang tidak apa-apa karena aku kekasihnya. “Nizar , aku tidak mau boneka , aku mau biskuit coklat” “biskuit coklat?” “iya , belikan aku biskuit itu sekarang sebagai hadiah untukku” “kamu yakin” “yakin” “oke , apapun untuk mila”
            Aku merasa bahwa Nizar adalah sosok pria baik yang dikirimkan tuhan untukku. Dia selalu bersikap sabar dan mengalah bahkan dia rela melawan dinginnya malam hanya untuk menelponku. Dia terpaksa menyamakan kartu Nomor handphone nya agar bisa menelponku sepuasnya , hanya saja kartu itu sangat susah akan signal dirumahnya. Itu sebabnya setiap malam dia akan berada didepan teras rumahnya.
Malam itu adalah malam jumat dan hujam gerimis , lampu padam dan meyala lagi Nizar ketakutan tapi dia tidak akan memutus telponnya sebelum aku yang menyuruhnya menutup telpon dan kembali kedalam rumahnya. Niat untuk menguji pengorbanannya terbesit di otakku. Kami berbicara lewat telpon hingga larut malam. Sebenarnya aku selalu meninggalkannya tidur saat kami masih telponan.
 Keesokan hari nya saat disekolah aku mendengar kabar bahwa Nizar sakit , dengan perasaan khawatir aku menghampiri kelasnya. Bisa kulihat Nizar yang duduk dibangkunya dan menatapku datar , wajahnya pucat “ kamu sakit apa?” tanyaku sembari meraba dahinya . Panas , itu yang aku rasakan saat telapak tanganku menempel didahinya “cuman demam” “cuman demam? Sudah tahu demam kenapa masih tetap sekolah?” aku sedikit meninggikan suaraku bisa-bisanya dia mengatakan ‘cuman demam’ dengan sangat  santai “kalau aku tidak sekolah kakak kelasku yang bernama mila tidak akan bisa melihatku” jelas pipiku memerah saat dia mengatakan itu , aku pikir Nizar sedang menggodaku agar aku tidak memarahinya.
            14 Februari hari Valentain tiba tak terasa hubungan kami sudah menginjak bulan ke-3 . Valentain atau tidak sebenarnya itu tidak penting namun Nizar ingin bertemu denganku , tetapi karena jadwal latihan Marching Band ku semakin padat karena sudah mendekati H-7 untuk Perlombaan aku tidak sempat pergi untuk menemuinya apalagi jika mengingat aku memiliki peran penting di pergu-C aku tidak mungkin meninggalkan latihan ini. Setelah latihan selesai aku pergi ke-kelasku untuk membawa tasku , aku memasukan beberapa buku-ku yang ada diatas meja kedalam tas namun saat aku membuka tasku disana ada sebuah coklat. Aku tersenyum menatap coklat itu aku yakin itu adalah coklat dari Nizar , mungkin dia ingin bertemu denganku untuk memberiku coklat.
            Setelah perlombaan Marching Band ku dilaksanakan kami bersyukur karena kami mendapatkan penghargaan dengan Solo Kwartom terbaik . kami semua memutuskan untuk menghabiskan week end ke kolam renang . ini berlaku bagi siapapun yang ingin ikut , tidak membatasi apakah dia anak Marching Band atau bukan . Termasuk Nizar , dia bukanlah anggota Marching Band dan diapun ikut berpartisipasi dalam acara ini.
            Sebenarnya aku sangat benci jika harus pergi kekolam renang . untuk apa orang yang tidak bisa berenang pergi kesana? “Percuma aku kesini” keluhku , Nizar yang mendengar keluhanku mengeryitkan dahinya “kenapa percuma?” “aku kan gak bisa berenang!” dengan sedikit tertawa Nizar berdiri dan menggenggam tanganku “Ayo , aku ajarin” namun aku melepaskan genggamannya “tidak usah , nanti kalau aku tenggelam gimana? Kalau aku mati gimana?” “berlebihan sekali , kan ada aku . kalau kamu kesusahan aku akan mengajarinya dengan perlahan aku pastikan kamu baik-baik saja” . mendengar penuturannya akupun memberanikan diriku untuk masuk kedalam kolam renang yang cukup dangkal hanya sebatas pinggangku. Namun nihil , sekeras apapun dia mengajariku berenang aku tetap saja tidak bisa berenang.
            “sudah kubilang , aku memang tidak berbakat!” aku kembali merajuk karen ini benar-benar memuakkan “bisa ko jika terus berlatih” . aku menghela nafasku berat dan tiba-tiba aku melihat ke kerumunan orang yang sepertinya sedang membeli sesuatu “nizar , mereka sedang apa” “jajan” jawabnya singkat “oh , emang itu apa?” “kayaknya baso tahu , kamu mau?” wajahku jadi sumringah , bagaimana tidak aku sangat menyukai makanan khas Indonesia yang satu itu “mau mau” “yasudah , tunggu yah .. biar aku yang beli kesana” aku emngangguk . Nizar mentraktirku . Lagi
            Nizar adalah sandaranku disaat aku berada dalam titik terlemahku , terkadang saat ia mencoba menguatkanku ia pun ikut menangis karena merasakan penderitaanku. Nizar sangat pintar bernyanyi , dia menyukai Bruno Mars dan Super Junior. Setiap malam dia akan menyanyikan sebuah lagu untukku. Dan lagu yang paling aku sukai darinya adalah Marry You dari Bruno Mars. Dia adalah pria tersabar yang menghadapi sikap kekanak-kanakanku , tak jarang aku meninggalkannya tidur disaat kami masih telponan atau tak jarang aku melampiaskan kemarahanku padanya disaat aku merasa sedang prustasi dan butuh pelampiasaan.
            Hubungan kami bukannya tanpa cobaan ,saat akan menginjak bulan ke-4 dia selalu mengungkapkan kecemburuannya saat aku dekat degan Lingga “mil , padahal disana ada aku tapi kenapa kamu berbicara dekat dengan lingga dan membujuknya masuk. Kenapa bukan aku?” “aku tidak tahu kamu ada disana, lagi pula jika bel masuk sudah berbunyi seharusnya kau juga sudah berada dikelaskan”. Aku tahu mungkin dia sedikit sakit hati atau mungkin lebih tapi aku tidak sepenuhnya salah karena aku benar-benar tidak melihatnya. Yang aku lihat saat itu hanya lingga itupun karena lingga menawariku minuman kesukaanku.
            Kecemburuan-Nya semakin memuncak saat Nizar melihatku bermain badminton dengan Dendi saat sedang istirahat. Dendi adalah teman sengkatannya yang juga satu pergu-C denganku di Marching Band kami memegang alat yang sama jadi wajar jika kami dekat. “kamu tidak memikirkan perasaanku yah! Lagi-lagi kamu lebih asik dengan orang lain padahal disana ada aku” “kau dimana ? aku tidak melihat kamu Nizar , lagi pula aku dan dia hanya teman bisa” “terserahlah” “aku minta maaf jika kamu cemburu”  . akhir-akhir ini sepertinya aku sering meminta maaf padanya . apa karena aku kurang perhatian atau karena Nizar yang terlalu overprotektip . Namun aku tidak ingin menuntut banyak karena aku sangat menyukai Nizam dan aku tidak ingin kehilangannya.
            Ujian Nasional sudah selesai dilaksanakan , jadi kami hanya tinggal menunggu kelulusan dan berlatih vokal untuk acara perpisahan nanti. Namun bukan kebahagiaan yang aku dapatkan setelah menerima kelulusanku. Sebuah kenyataan pahit harus aku terima tat kala ayahku mengungkapkan bahwa ia tidak sanggup untuk membiayayiku masuk SMA. Aku sering menangis dan mengurung diri dikamar . aku memikirkan bagaimana masa depanku jika aku tidak melanjutkan sekolahku? Lalu bagaimana dengan Nizar , aku merindukannya disaat seperti ini biasanya dia akan menyemangatiku dan menghiburku namun aku takut jika Nizar akan malu. Aku takut Nizar malu memiliki kekasih yang tidak melanjutkan sekolahnya. Aku takut jika Nizar diejek oleh teman-temannya karena memiliki kekasih yang tidak melanjutkan sekolahnya. Dan yang paling aku takuti adalah Nizar akan meninggalkanku.
            Setelah beberapa minggu aku tidak kesekolah , saat itu aku putuskan untuk menemui Nizar dan mengungkapkan semuanya. “Nizar , ayo kita akhiri ini” “apanya yang diakhiri?” Nizar memiringkan kepalanya mungkin pikirannya menerawang apa yang akan aku katakan padanya “aku sudah tidak mencintaimu jadi kita akhiri saja hubungan ini. Bukankah kamu pernah bilang jika sebuah hubungan tidak akan bertahan jika salah satu dari mereka tidak mencintai yang lainnya” Nizar membulatkan matanya dan mulai berkaca-kaca “Mila , jangan main-main dengan kalimat itu!” “aku sudah tidak mencintaimu jadi untuk apa ini dilanjutkan?” “bukankah kau berjanji tidak akan memutuskanku mil? Hubungan ini , bukankah kita saling berjanji untuk terus menjaganya” pada akhirnya Nizar tidak bisa lagi membendung air matanya “itu hanya omong kosong” “jadi kita benar-benar sudah berakhir?” “ya , aku dan kamu” “sungguh mil , aku tidak pernah sesakit ini diputuskan oleh wanita yang sangat aku cintai. Aku bahkan tidak mempercayai ini” “lupakan saja semuanya! Kita masih remaja!” .
            Hari itu aku putuskan untuk mengakhrii hubungan asmara kami. Hampir menginjak 5 bulan. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak apa-apa. Keesokan harinya aku kembali kesekolah , aku berpapasan dengannya saat kami berjalan dilapangan. Bisa kulihat mata sembabnya karena menangis terlalu lama. Dia tetap saja menjadi pria yang mudah tersentuh dan mudah menangis. Nizar memalingkan wajahnya seolah benci dan tidak ingin melihatku. Hatiku bagai dihujam ribuah panah saat Nizar seperti itu , sungguh ini juga bukan hal baik untukku namun aku tidak ingin Nizar tahu kekuranganku. Aku tidak ingin Nizar malu. Apa aku wanita yang jahat ? Apa aku tidak memiliki perasaan ? tidak ! itu tidak benar !!
            Acara perpisahan tiba , sudah kuputuskan untuk tidak datang kesana dan membiarkan ayahku untuk pergi keacara itu sendirian. Alasan terbesarku adalah karena aku tidak ingin melihat Nizar didetik-detik kepergianku. Detik-detik dimana aku melepas seragam putih biruku. Ayah ku pulang membawa rapotku dan sebuah piala bertuliskan peringkat 1 disana. Aku peringkat satu lagi , apakah Nizar melihatnya? Apakah dia bangga padaku? Kenyataan ini semakin membuatku sesak.
            Cinta pertamaku harus berakhir. Dan itu bukanlah akhir yang baik! Bagaikan daun kuning keemasan di musim gugur. Aku yang merawat dan menjaga daun-ku agar tetap hijau dan memberikan segalanya agar daun-ku memiliki warna yang indah pada akhirnya aku harus menjatuhkan daun itu saat musim gugur tiba. Ini sepeti aku yang menjaganya dan aku yang membungnya. Bukan karena aku ingin daun itu jatuh tapi karena musim gugur tiba daun kuning keemasan itu harus aku jatuhkan demi kebaikannya. Setidak nya dia tidak akan menderita terlalu lama menahan angin yang selalu mencoba untuk menjatuhkannya.


TAMAT








Huddami

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar